Kamis, 09 Juni 2011

Pendakian Binaya

Jalur pendakian gunung binaya ada dua yaitu jalur alternative yaitu jalur utara dan jalur selatan, pendakian jalur utara memerlukan waktu sekitar 9 hari, sedangkan untuk pendakian jalur selatan bisa menempuh perjalanan 7 hari. Jalur pendakian Binaya temasuk jalur pendakian yang lumayan berat dimulai dari titik nol sampai ketinggian 3027 mpdl. Untuk menemani perjalanan menuju puncak Binaya bisa meminta bantuan porter dari masyarakat. Dari arah kota Masohi – Halte Huaulu yang ditempuh kurang lebih 4 jam. Selanjutnya dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju Negeri Huaulu selama 1,5 jam. Disini pendaki bisa istirahat semalam dan melanjutkan perjalanan esok harinya. Dari Huaulu perjalanan dilanjutkan menuju Negeri Roho dan Wasamata yang ditempuh kurang lebih 6 jam, perjalanan ini melewati trek yang selalu basah karena banyak melewati/menyusuri sungai dan anakan sungai, suasana hutan yang masih alami serta kicauan burung akan dijumpai sepanjang perjalanan. Setelah istirahat sejenak dan menganti porter dari Roho, perjalanan dilanjutkan menuju ke Wasamata yang ditempuh kurang lebih 5 jam.

Di Wasamata peralatan tenda didirikan, biasanya di tempat ini pendaki akan bermalam dan istirahat untuk melanjutkan perjalanan esok hari. Perjalanan Wasamata – Negeri Kanikeh ditempuh kurang lebih 7 jam dengan jalur yang selalu basah dan berlumpur akan dilewati sepanjang trek perjalanan. Desa Kanikeh merupakan desa terdalam di pulau Seram, penduduk setempat masih menjunjung tinggi nilai budaya dan kearifan lokal. Mulai dari rumah adat sampai keramahan masyarakat lokal, pengunjung dapat melihat pesona puncak Binaya yang cukup terlihat jelas, lumayan untuk mengantikan kelelahan sementara selama perjalanan. Di Kanikeh pendaki bisa bermalam di rumah penduduk yang sudah disediakan. Sebelum perjalanan dilanjutkan dilakukan Upacara Adat “Siri Pinang” yang dipimpin tetua adat, ini merupakan tradisi bagi pendaki /tamu yang menuju Puncak Binaya. Dari desa Kanikeh perjalanan menuju ke Waihuhu yang ditempuh selama 8 jam dengan trek yang berlumpur melewati hutan bambu melewati sungai waule dan tentunya tanjakan yang membuat adrenalin para pendaki tertantang. Pagi harinya pendakian dilanjutkan menuju waifuku dengan waktu ± 4 jam dari waihuhu.

“Tarian Hujan Gunung Binaya”

"...Binaiya gunung yang tinggi, tak kan denganr ombak menderu, hanya kedengaran Kali Waule, semua gunung yang membentang, yaitu nmanya Talasipu, semua gunung di Binaya..."

Sepengal bait Lagu Binaya yang biasanya dinyanyikan warga Kanikeh untuk para pendaki

Perjalanan dari waihuhu menuju waifuku dengan panorama hutan hujan tropis yang masih asli dengan lantai hutan yang bersih serta lumut – lumut yang menyeliimuti tajuk pohon merupakan daya tarik tersendiri bagi pendaki. Kalau beruntung sepanjang perjalanan pendaki bisa menjumpai sekumpulan Rusa yang masih liar. Gugusan Pakis Binaya yang merupakan endemik dari Pulau Seram banyak dijumpai sepanjang trek perjalanan. Di Waifuku merupakan tempat pendaki mendirikan tenda, di tempat ini juga terdapat genagan air berupa cekungan dengan diameter ± 15 meter yang airnya pun bisa dimanfaatkan oleh pendaki. Tibalah di Puncak Binaya, jantung pulau seram yang merupakan puncak tertingi di Maluku, pendaki bisa menyaksikan Lanscape pulau Seram dari puncak.

oleh Daryanto, S.Hut [Calon Penyuluh Kehutanan]


Informasi dan Perijinan :

Kantor Balai Taman Nasional Manusela
Jl. Kelang Kotak Pos 09 Telp/Fax. 0914 22164
Masohi – Maluku Tengah
e-mail : balaitnmanusela@gmail.com

cp : jumrin said 081342046984